Dapat
diakui oleh dunia bahwa Indonesia memiliki citra seni kebudayaan yang
kental dan kuat. Dimulai dari banyak macam tari-tarian daerah seperti
Tari Kecak dari Bali, Tari Saman dari Aceh, dan berbagai macam tarian
lainnya. Lebih daripada itu, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar
biasa yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. Akan tetapi, bila dilihat
lebih jauh lagi, kekayaan yang Indonesia miliki tidak sebatas pada
kekayaan alam dan budaya saja. Lukisan-lukisan yang diukir oleh tangan
Mario Blanco dan Don Antonio Blanco sendiri adalah salah satu karya yang
patut dibanggakan dari Indonesia.
Atas
prakarsa Primo Alui Joelianto, Duta Besar Republik Indonesia untuk
Australia dan dengan perantaraan OZIP , serta dukungan dari Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dan Konsulat Jenderal Republik
Indonesia di Melbourne dan Sydney maka pada tanggal 9 November 2011 yang
lalu, Mario Blanco membuka pameran di Melbourne dari lukisan-lukisan
yang dibuatnya sendiri dan beberapa lukisan yang dibuat oleh ayah
kandungnya, Don Antonio Blanco.
Mario
Blanco lahir di Bali pada tanggal 4 Juli 1962 dengan seorang ayah yang
berasal dari Spanyol dan ibu yang merupakan penduduk asli Bali. Mario
Blanco memiliki hasrat yang sangat tinggi dalam bidang melukis. Sifat
ini ia dapatkan dari sang ayah, Don Antonio Blanco yang juga merupakan
seorang pelukis ternama dunia.
Mario Blanco dikenal sebagai The Young Master oleh
banyak orang. Meskipun talenta melukis yang Mario Blanco miliki
diturunkan dari ayahnya, namun aliran dari lukisannya cukup berbeda
dengan Antonio Blanco. Mario Blanco menganut aliran impresionis,
sedangkan Antonio Blanco menganut aliran expresionis.
Antonio Maria Blanco sendiri adalah seorang maestro pelukis yang eksentrik,
ayahnya berasal dari spanyol sedangkan ibunya adalah orang italia. Antonio pada masa mudanya gemar melanglang buana, pernah tinggal di
Hollywood, New York, Jepang, di Istana Raja Kamboja dan akhirnya menetap
di tempat impiannya yaitu Ubud, Bali.Antonio banyak mendapat
penghargaan dari pemimpin berbagai Negara, antara lain adalah
“Chevalier Du Sahamtrei” (Knights of Friendship) dari Raja Norodom
Sihanouk dan pada tahun 1990-an mendapat anugerah title “Don” dari Raja
Juan Carlos, Spanyol. Sehingga menjadikannya setara dengan pelukis
idolanya yaitu Salvador Dali, yang juga mendapat gelar “Don”.
Don Antonio Blanco jarang sekali menjual lukisan aslinya, hanya kepada
orang yang dia berkenan, dia baru mau menjualnya. Oleh karena itulah
lukisan Don Antonio Blanco jarang terdapat di museum-museum di luar
negeri, selain itu hal ini disebabkan karena saking cintanya beliau
dengan Bali, maka Don Antonio hanya memajang karya-karyanya di museumnya
sendiri.Don Antonio ingin semua orang dari berbagai penjuru dunia yang
ingin melihat maha karyanya datang ke Bali.
Tercatat
beberapa selebriti dunia dan VVIP yang pernah datang ke museumnya,
antara lain Ingrid Bergman, William Holden, David Bowie, Mick Jagger
& Jerry Hall, Koo Stark, Michael learn To Rock, Phillip Kotler
(Pakar marketing dunia) dan yang baru-baru ini datang adalah tamu-tamu
Negara peserta G-20 Summit beserta Irina Bukova,Direktur Jenderal
Unesco. Michael Jackson dan Presiden Obama adalah sedikit dari beberapa
orang yang berkeinginan datang tetapi batal di saat-saat terakhir
(Michael Jackson akhirnya mengundang Don Antonio dan Mario Blanco datang
ke Singapore untuk bercengkerama dan melihat beberapa lukisan yang
dibawa khusus kesana pada saat Michael mengadakan konser di Singapore.
Pada kesempatan itu Don Antonio menyerahkan 2 lukisan portrait Michael
Jackson yang dibuatnya khusus). Dari dalam negeri, hampir semua
Presiden Indonesia, mulai dari Soekarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono
pernah berkunjung ke museum Blanco.
Wonderful Indonesia adalah tema dari pameran lukisan Mario Blanco dan Don Antonio Blanco pada tahun ini. Mario memilih tema Wonderful
Indonesia dikarenakan begitu banyak kecantikan dari seni budaya di
Indonesia yang bisa dinikmati oleh semua orang di dunia. Tidak hanya
kecantikan alam, tetapi juga lukisan yang dibuat oleh para pelukis
Indonesia adalah salah satu ciri khas dari kebudayaan Indonesia itu
sendiri. Hal inilah yang ingin Mario Blanco tekankan pada pamerannya di
tahun 2011. “Perancis adalah pusat seni nomor satu di dunia. Tetapi,
sebelum ayah saya meninggal, beliau pernah mengatakan bahwa Bali juga
memiliki potensi untuk menjadi salah satu pusat seni di dunia dan
Melbourne sebagai kota yang terkenal dengan sebutan “Art & Cultural
City of Australia” kebetulan adalah kota pertama yang terpilih
diadakannya pameran karya Blanco di Australia sebagai langkah awal untuk
mewujudkan visi “Bali sebagai Pusat Seni Dunia”, ujar Mario Blanco
dengan mantap.
Keindahan dari pameran lukisan-lukisan Mario Blanco dan Don Antonio Blanco ini dipamerkan di gedung Melbourne International Fine Art atau
lebih dikenal dengan nama MiFA. Bryan Collie, yang merupakan direktur
dari gedung MiFA itu sendiri mengatakan bahwa ia sangat menyukai
keunikan dari setiap lukisan Mario Blanco. Frame (bingkai) lukisan yang
diukir serupa dengan objek lukisannya merupakan yang pertama yang
dilihatnya di dunia. Mario membuat bingkai bentuk durian untuk lukisan
duriannya, Frame buah manggis untuk lukisan manggis. Banyak sekali
tamu-tamu penting yang berdatangan pada malam pembukaan ini dibuat
terkagum-kagum, antara lain, pejabat pemerintahan City of Melbourne,
Konsul Jendral dari negara Chile dan Malaysia, dan juga Hadi Sapto,
Acting Konsul Jendral Indonesia di Melbourne selaku host serta berbagai
tokoh masyarakat dari berbagai kalangan di Melbourne serta para “Art
Lovers”.
Acara
dari malam pembukaan pameran lukisan ini dimulai dengan indahnya
permainan musik gamelan dan tarian Bali oleh Mahendra Bali (Perhimpunan
Masyarakat Bali di Melbourne). Semua tamu menikmati keindahan dari musik
asli Indonesia tersebut. Diikuti dengan acara ramah tamah sambil
ditemani oleh jajanan pasar yang lezat yang disajikan dengan iringan
lagu yang dimainkan oleh Mahendra Bali. Acara dilanjutkan kembali dengan
kata pengantar dari Bryan Collie, direktur dari Melbourne International
Fine Art, kemudian sambutan oleh Hadi Sapto Acting Konsul Jendral
Indonesia, dan terakhir sambutan dari Mario Blanco sendiri. “We promote
not only the beach, dance and handicraft from Bali. But, we do have a
lot of world class painters in Bali. We do have museums in every four
square kilometres,” kata Mario Blanco sehubungan dengan tema Wonderful
Indonesia yang dipilihnya. “Indonesia is wonderful. We promote Indonesia
because Indonesia is really wonderful.”
Terdapat
26 karya lukis dan fotografi yang bisa dinikmati oleh semua pengunjung
selama pameran ini berlangsung. Setiap lukisan dan fotografi dibingkai
dengan bingkai-bingkai yang sangat cantik dan berbau tradisional. Dari
26 karya lukis dan fotografi itu 10 lukisan dan 1 fotografi adalah karya Don Antonio Blanco, 9 fotografi dan 6 karya lukis lainnya adalah hasil
ukiran dari tangan Mario Blanco sendiri. Mario mengatakan bahwa setiap
goresan dan ukiran dari semua lukisan memiliki artinya sendiri-sendiri.
Pameran
lukisan dan fotografi yang dilakukan oleh Mario Blanco ini tidak
berhenti hanya di Melbourne saja. Setelah selesai menggelar pameran di
Melbourne, Mario Blanco beserta isterinya, Wimas dan dengan timnya yang
terdiri dari Asmari, Gung Aji, Aditya Karma dan Reni berangkat ke
Sydney dan menggelar pameran yang sama dimulai dari tanggal 15 sampai
dengan 17November, bertempat di Wentworth Gallery, Sofitel Hotel.
i
Sydney pun acaranya tidak kalah meriah dengan di Melbourne. Banyak
tokoh-tokoh masyarakat Sydney, Konsul Jenderal Negara asing dan tokoh
masyarakat dan Profesional Indonesia yang hadir di pameran ini, antara
lain adalah Susanto Tandjung dari Mitsubishi Corporation, Rudy Ibrahim
dari IBM Corporation, Paul Sathio CEO Crown International Holdings Group
beserta isteri dan Jaya Suprana.
Acara
Opening night di Sydney ini dibuka oleh Vinsensius Jemadu, Deputy
Director of International Promotion for America & Pacific region
dari Kementerian Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia. Dalam opening
speechnya yang berkesan, Vinsensius melemparkan joke satiris: “Art is
like woman’s heart….It’s hard to understand…..It’s a mystery” yang
disambut dengan applaus dan gelak tawa dari tamu yang hadir.
Mewakili
tuan rumah Sydney, Sunarti Ichwanto salah satu konsul KJRI Sydney
memberikan kata sambutan mewakili Gary R.M. Jusuf, Konjen RI untuk NSW
yang sedang berada di Indonesia pada saat itu.
Respons
dari masyarakat Melbourne dan Sydney terhadap pameran ini umumnya cukup
baik, cuma sangat disayangkan pamerannya berlangsung terlalu singkat,
hanya tiga hari di setiap kota dan itupun diadakan pada hari kerja dan
pada jam kerja kantor , sehingga banyak yang hendak melihat pameran
seusai jam kantor atau week end terpaksa gigit jari. Padahal pameran
lukisan seperti yang sudah-sudah biasanya berlangsung minimal satu
bulan. Pada saat bersamaan juga di Art gallery of NSW diadakan pameran
lukisan Picasso yang berlangsung selama tiga bulan.
Pameran
Lukisan yang dilakukan oleh Mario Blanco yang didukung oleh pemerintah
ini setidaknya dapat menjadi langkah awal dari promosi Indonesia diluar
negeri yang lebih gencar seperti yang dilakukan oleh pendahulunya
seperti Salvador Dali, Picasso, Van Gough, Leonardo Da Vinci yang
mengharumkan nama negaranya sepanjang masa melalui lukisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar